BANGUNAN CAGAR BUDAYA INDONESIA PASAR JOHAR SEMARANG




Foto udara pasar Johar oleh Ertim

Melestarikan bangunan peninggalan bersejarah adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan. Sejarah merupakan benang merah yang mempertemukan kehidupan masa lalu dengan saat ini dan masa depan nanti.

Pasar Johar dirancang oleh Thomas Karsten tahun 1931 dan terbangun pada tahun 1936. Pasar Johar menjadi pasar terbesar di asia tenggara pada waktu itu. Menurut tulisan pak Tjahjono Raharjo di laman facebooknya tanggal 13 mei 2019, awal mula pasar Johar akan dibangun dengan menggunakan kontruksi dari kayu. Penggunaan material kayu dinilai lebih murah. Akan tetapi, sang arsitek, mengusulkan pembangunan pasar Johar menggunakan material beton. Penggunaan material beton dinilai lebih tahan lama dan tahan terhadap kebakaran serta mudah pemeliharaannya. Pada saat itu, ditahun 1930-an kolom jamur atau tiang berbentuk jamur menjadi sangat populer. Frank Llyod Wright pada tahun 1939 merancang bangunan untuk kantor administrasi the SC Johnson and Son di Racine, Wisconsin, Amerika Serikat. Tetapi jauh sebelum itu, Robert Maillart orang yang lebih dulu menggunakan teknik kolom jamur pada bangunan Warehouse Giesshübel, yang dibangun tahun 1910 di Zürich. Bentuk kolom jamur yang dibuat oleh Robert Maillart hampir sama dengan bentuk kolom jamur pasar Johar yang dirancang oleh Thomas Kartsen.



Bangunan pasar Johar dari sisi utara. Sumber : Tropenmuseum


Pedagang pakaian di pasar Johar Utara. Sumber : Tropenmuseum


Pedagang buah dan hasil bumi di pasar Johar Selatam. Sumber : Tropenmuseum

PERAN PASAR JOHAR BAGI KOTA SEMARANG

Berdiri sebagai pasar modern pada jamannya, pasar Johar memiliki peran yang sentral bagi kota Semarang bahkan bagi kota dan kabupaten disekitarnya. Segala kebutuhan perdagangan di pasar-pasar tradisional di kota atau kabupaten sekitar Semarang banyak didapatkan dari pasar Johar. Pasar Johar seperti induk dari pasar-pasar tradisional di sekitarnya. Maka, banyak sekali orang menaruh perhatian ke pasar Johar dan merasa kehilangan ketika pasar Johar mengalami kebakaran.

PERISTIWA TERBAKARNYA PASAR JOHAR

Pada hari sabtu tanggal 9 mei 2015 pukul 20.00, pasar Johar mengalami kebakaran. Api diduga berasal dari salah satu kios pakaian di Johar Utara. Awal mula kebakaran tersebut sudah diketahui oleh penjaga pasar, akan tetapi penanggulangan kebakaran tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Beberapa hydrant tidak berfungsi, tindakan awal atas kebakaran tersebut hanya dilakukan dengan menyiram air dengan ember. Peristiwa kebakaran yang sering terjadi di beberapa pasar, dapat menjadi pembelajaran bagi semua komponen masyarakat, terutama pemerintah.

PROSES REHABILITASI

Mengembalikan arsitektur pasar Johar adalah hal yang tepat tetapi juga berat. Peritiwa kebakaran membuat bangunan mengalami kerusakan parah. Bagian atap mengalami lendutan, beberapa kolom atau tiang mengalami kemiringan, material yang mudah terbakar seperti kayu susah untuk ditelusuri jejaknya oleh para peneliti arkeologi bangunan cagar budaya. Langkah pertama, bangunan pasar johar yang terbakar tersebut diperkuat oleh scafolding super besar yang terbuat dari besi IWF, yang kebanykan orang salah sangka mengenai besi IWF tersebut sebagai struktur tambahan. Perkuatan scafolding besi IWF tersebut diperlukan untuk menjaga kestabilan bangunan.
Langkah kedua, penelitian arkeologis terhadap bangunan cagar budaya pasar Johar. Penelitian tersebut sangat penting karena akan membuka jalan bagi perencana untuk memikirkan langkah-langkah rehabilitasi terhadap bangunan pasar Johar. Penelitian dan pendokumentasian baik dengan penggalian, foto udara, 3D laser scaning untuk menemukan jejak-jejak yang tersisa dari bangunan pasar Johar. Jejak-jejak ini akan dianalisa dan dirunut, untuk mengetahui secara utuh bangunan pasar Johar mulai dari material bangunan, pondasi, teknologi, sistem drainase, penataan pulau lapak pedagang dan banyak hal.
Langkah ketiga, perencanaan rehabilitasi bangunan cagar budaya pasar Johar. Perencanaan ini harus bersinergi dengan hasil penelitian arkeologi dan menghasilkan perencanaan arsitektur yang mementingkan akan kelestarian bangunan.
Langkah ke empat, pelaksanaan rehabilitasi bangunan cagar budaya pasar Johar. Proses pelaksanaan menjadi hal yang cukup rumit dan harus teliti benar. Mengingat pasar ini rusak parah tetapi akan dikembalikan seperti semula, dan bangunan harus menyesuaikan dengan standar bangunan saat ini, pekerjaan pelaksanaan menjadi hal yang sangat krusial. Bagian kolom diperkuat kembali dengan cara mengupas kulit kolom sehingga terlihat rangka besi beton. Lalu ditanam besi beton baru tambahan sebagi perkuatan, kemudian dicor kembali, diperkuat dengan FRP atau lapisan berupa lembaran fiber carbon, kemudian difinishing aci dengan sebisa mungkin sama dengan kolom lama. Teknik perkuatan tersebut sebelumnya pernah dilakukan juga di bangunan cagar budaya pasar Peterongan, Semarang. Memang tidak bisa dihindari, kolom menjadi sedikit besar daripada kolom otentik. Beberapa kolom otentik dipertahankan untuk memperlihatkan kolom asli dari pasar Johar. Perkuatan juga dilakukan pada bagian pondasi. Pondasi pasar Johar sangat unik, karena tidak memiliki sloof seperti bangunan saat ini. Bentuk Pondasi seperti kaki meja kayu, dinilai tidak memenuhi standar apabila menerima goyangan gempa, oleh sebab itu dibuat penambahan mini pile pada bagian telapak Pondasi.
Disisi lain, karena lantai pasar Johar mengikuti lantai yang lama, maka pasar Johar berada dibawah jalan Agus Salim setinggi 80 cm. Sehingga perlu perlakuan khusus untuk pembuangan air, dengan membuat parit selokan disekeliling lahan pasar Johar dengan dimensi cukup besar, kemudian menempatkan sum pit dibeberapa titik, untuk membuang air hujan dengan pompa kesaluran kota atau langsung ke sungai Semarang.
Untuk menanggulangi pasar Johar kembali terbakar, ditempatkan hydrant diberbagai titik, ditambahkan pula groundwatertank untuk persediaan air pemadam kebakaran. Di setiap pulau lapak, ditempatkan pula detector, fire alarm dan juga APAR sebagai peringatan dan penanggulangan api sejak dini. Sistem kabel yang rapi juga akan membantu mengurangi potensi kebakaran sejak dini. Setiap lapak diberikan fasilitas listrik untuk kebutuhan pedagang.
Tantangan pasar Johar masih akan berlanjut kembali ketika bangunan tersebut kembali digunakan pedagang sebagai tempat berjualan sebagaimana fungsi sebelumnya. Bangunan pasar Johar diharapkan dapat bertugas kembali pada pertengahan tahun 2020. Pedagang dan pengunjung dapat memanfaatkan bangunan tersebut dengan bijak. “Pasar e Resik, Rejekine Apik” biasanya akan ada spanduk tulisan tersebut sebagai ajakan untuk menjaga kebersihan pasar. Kalau ajakan saya ke semua pengguna “Pasarnya Lestari, Anak Cucu Bisa Menikmati”.


3D Laser scaning pasar Johar setelah terbakar. Dikerjakan Ertim




Pondasi Otentik Pasar Johar sebelum diberi mini pile. Dokumentasi Ertim



Gambar perencanaan elemen adaptasi bangunan pasar Johar



Kolom Cendawan otentik yang masih dipertahankan

Penataan lapak baru dengan fasilitas listrik setiap lapak. Terlihat tiang tray untuk jalur listrik.

Lapak pedagang konveksi lengkap dengan gantungan baju

Lantai mezanin

Penataan kabel dengan tray

Jalan dan pulau lapak otentik pasar Johar yang dipertahankan


Mampirlah ke es duren di seberang pasar Johar agar dapat pencerahan.

Credit :
Peneliti dan dokumentasi Arkeologi oleh Ertim :  Albertus Kriswandhono, Yohanes Khrisna H.P. , Ari Setyarso N, Natalia, Martha, Obi, Intan dan banyak sekali.
Pembuat gambar review : Baihaqi, Bagus & Agnes Anggi


Komentar

Postingan Populer