NGAPLO lagi di KARIMUNJAWA

Perjalanan ngaplo saya dan teman-teman belum berhenti. Sepertinya me-ngaplo adalah kegiatan yang menyenangkan, mengagumi sesuatu, belajar dari perjalanan dan mempelajari sesuatu. Kali ini perjalanan ngaplo saya ke sebuah pulau yang letaknya di sebelah utara pulau jawa. Pulau ini terletak di provinsi Jawa Tengah yaitu pulau Karimunjawa, sebuah kecamatan dari kabupaten Jepara. Untuk mencapai kesana kita harus menggunakan transportasi laut yang dapat di capai dari pulau jawa melalui pelabuhan Tanjung Emas kota Semarang atau juga melalui Pelabuhan Kartini kabupaten Jepara. Kita dapat menggunakan 2 jenis kapal, untuk kapal cepat bernama kapal Kartini dan kapal lambat bernama Muria. Kapal cepat memiliki waktu tempuh 3-4 jam, kapal ini berangkat jam 9 pagi dari pelabuhan Tanjung Emas dan tiba di Karimunjawa pukul 1-2 siang, lalu berangkat ke Tanjung Emas pukul 2 siang. tiket untuk kapal cepat dapat di pesan jauh-jauh hari sebelumnya di dinas perhubungan. Untuk jenis kapal lambat memiliki waktu tempuh 7 jam, berangkat dari Jepara pukul 7 pagi dan tiba jam 2 siang. Kapal lambat dari Jepara memiliki banyak kendala, terutama jumlah penumpang yang membludak tidak sesuai dengan kapasitas, kadang banyak penumpang yang terlantar dan tidak terangkut oleh kapal karena sudah sangat penuh.
Berangkat dari pengalaman perjalanan ini, sebelum berangkat ke Karimunjawa banyak hal yang harus di persiapkan. Pertama, memesan tiket kapal terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan kapal cepat bila tidak mau repot berdesakan untuk mendapatkan kapal lambat. Kedua, persiapan barang-barang pribadi. Ketiga, perlu obat-obatan untuk berjaga-jaga terutama untuk mabuk laut. Keempat, jangan lupa membawa sunblock, topi atau penutup kepala lainnya untuk menghindari sengatan matahari langsung. Kelima, doa keselamatan untuk perjalanan ini.
Di hari sabtu saya dan teman-teman (gagas, dimas dan yuda) mulai berangkat ke Karimunjawa pukul 9 pagi melalui pelabuhan Tanjung Emas menggunakan kapal cepat Kartini. Kapal ini cukup bagus dan menyenangkan apalagi penumpang wanitanya yang masih remaja banyak yang cantik. Sayang sekali karena mereka sudah memiliki gandengan, kita hanya bisa melihat dan membayangkan. Untuk 1,5 jam pertama ombak tidak begitu besar dan untuk selanjutnya ombak sangat besar. Ini adalah kali pertama saya dan teman-teman ke Karimunjawa dan naik kapal dalam waktu lebih dari 2 jam perjalanan. Saat itu perjalanan terasa sangat berat, gejala mabuk laut mengganggu perjalanan kita. Oleh sebab itu kita berada di haluan kapal dan rela tersengat oleh metahari untuk mengatasi rasa mual. Kita bertemu para penumpang yang mengalami hal yang sama, kita bisa mengobrol dan melihat garis horizon untuk mengatasi rasa mual itu.Melihat pulau Karimunjawa dari kejauhan membuat kita terhibur dan hilanglah rasa mual itu.
Setelah 3 jam lebih perjalanan, akhirnya kita sampai juga di pulau Karimunjawa. Kita menunggu jemputan dari pemilik home stay yang sudah kami hubungi jauh hari sebelumnya. Setelah bertemu, kita menuju home stay dengan menggunakan becak. Jasa transportasi becak 10 ribu, jangan menanyakan harga karena akan diberikan harga jasa yang lebih dari itu. Setelah tiba di home stay, kita melemaskan badan terlebih dahulu. Beruntungnya kita karena di samping home stay terdapat pemandangan wanita-wanita cantik, hanya tinggal membuka jendela kamar atau duduk di teras belakang kita dapat menikmati pemandangan wanita yang mencari perhatian. Setalah itu, kita merencanakan untuk menyewa sepeda motor untuk wisata darat kita menyusuri pulau Karimunjawa. Destinasi kita yaitu hutan Mangrove, Bandara Dewa Daru, Perkampungan Bugis, pantai Barakuda, pantai Tanjung Gelam dan pantai Arjuna. Di hutan mangrove, kita dapat berjalan disepanjang jalan yang ada dengan dikelilingi pohon-pohon mangrove. Hutan ini melindungi pulau dari erosi dan bencana tsunami, saat itu di home stay kita ada peneliti dari Jerman yang tertarik untuk mempelajari hutan mangrove yang ada di puau Karimunjawa. Di bandara Dewa Daru dapat kita temui pohon Dewa Daru yang terdapat banyak disitu. Destinasi darat yang ketiga adalah perkampungan Bugis, dimana arsitektur tradisonalnya masih ada. Rumah panggung khas Bugis masih ada yang tersisa akan tetapi disayangkan karena sebagian telah bermetamorfosis menjadi bangunan yang modern. Seharusnya bila di jaga kearifan lokal dan arsitekturnya akan menjadi tempat wisata arsitektur yang menarik Setelah selesai dengan kampung Bugis, kita memutar arah pulang dan melewati pantai Barakuda, pantai Arjuna dan pantai Tanjung Gelam. Karena kanya di pantai Tanjung Gelam kita dapat melihat sunset maka kita kesana, akan tetapi setelah tiba di sana matahari tertutup oleh pulau. Oleh sebab itu kita putar balik lagi di pantai Arjuna, disana kita melewati moment sunset dan sungguh sangat disayangkan. Untuk mengobati kekecewaan ini kita mengambil foto senja yang cukup bagus dengan latar belakang langit merah dan juga perahu cadik.
Malam hari usai makan malam, kita jalan-jalan di pusat oleh-oleh di pulau Karimunjawa. Pusat oleh-oleh disana belum terlalu tertata bagus dan menarik, tetapi disana kita dapat melihat orang-orang yang berbelanja dan wanita-wanita cantik bergentayangan. Belum terlalu banyak fasilitas disana terutama transportasi, tempat makan dan pusat souvenir yang layak. Akan tetapi kekecewaan akan hal ini dapat terobati dengan wisata kita di hari minggu pagi walaupun sekali lagi melewati moment di pagi hari yaitu sunrise. Teman-teman yang lucu dan konyol membuat moment sunrise terlewatkan begitu saja karena terlalu nyaman di home stay dengan secangkir teh hangat.
Jam 07.30, kita berangkat ke dermaga untuk pergi ke wisata berikutnya yaitu penangkaran ikan hiu dan juga snorkling. Tidak salah kita berangkat di pagi itu, sebab tujuan wisata yang kita kunjungi masih sepi dan kita yang pertama kali menginjakan kaki disana. Kita berenang dan bersnorkling dengan ikan hiu, serasa pulau tersebut milik kita saja. Hati-hati dengan ikan hiu disana, mereka sangat suka dengan wanita.(hehehehehe). Pertama kali kita ingin berenang di penangkaran tersebut muncul rasa takut, tetapi guide kami mas Yanto meyakinkan kita untuk berenang dan say hey dengan ikan hiu. Cara meyakinkannya sangat menakutkan, "mereka (hiu) belum sarapan lho dan percuma jauh-jauh kesini tidak menikmatinya". Ya, cukup meyenangkan berenang dengan hiu, mereka sekali-kali menggoda kita dengan menyentuh tubuh kita dengan siripnya. Setelah dari penangkaran ikan hiu kita menuju ke terumbu karang untuk bersnorkling disana. Sangat menyenangkan, ikan-ikan kecil yang ramah menyambut kita dengan berkumpul di sekeliling kita saat kita bersnorkling. Sangat disarankan, untuk tujuan ini harus membawa roti dan rokok. Roti untuk sarapan nelayan/nahkoda beserta rokoknya dan roti lagi untuk ikan-ikan disana. Terumbu karang disana sangat bagus, hati-hati dengan bulu babi dan juga karangnya karena mereka dapat melukai kita. Setelah banyak orang ke tempat ini dan terasa tidak nyaman lagi sebab seperti pemandian umum dan ikan-ikan kecil terpecah perhatiannya maka kita memutuskan untuk mengunjungi pulau menjangan kecil. Di pulau Menjangan kecil ini kita dapat menemui pantai yang luas dengan pasir putihnya yang indah. dan juga biota laut yang tidak kalah indahnya Di pulau Menjangan kecil ini terdapat cotage/penginapan yang dimiliki secara pribadi. Nama pemiliknya adalah pak Wiliyanto asal kota Temanggung, satu kota dengan saya. Kabarnya beliau adalah pengusaha muda yang sukses dengan usaha kelapa sawit di Jambi, kontaktor dan juga pemilik Albatros.





Wanita-wanita seperti ini yang kita temui di kapal. Selain pulaunya yang indah, banyak juga makhluk indah yang datang kepulau ini. Mereka berdatangan ke Karimunjawa untuk berlibur bersama teman atau pasangan mereka. Cara berpakaian wanita dan polesan wajahnya memang selayaknya dihargai dengan melihat keindahan mereka. Ini bukan dosa, tetapi anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dan nikmati tetapi dengan cara yang benar dan tidak belebihan.
Selain mempersiapkan perlengkapan untuk wisata di Karimunjawa, jangan lupa untuk para pria mempersiapkan trik menggaet wanita disana. Didalam kelompok kami, yuda adalah sosok yang memiliki berbagai banyak trik untuk menggaet wanita. Maaf yuda, namamu disebutkan.








Gagas teman kami mengalami mabuk laut, badan nya yang tinggi dan besar tidak menghalangi dia mendapat pengalaman tersebut. Beginilah anak yang baru pertama kali naik kapal dengan waktu tempuh yang sangat lama. Mabuk laut tidak bisa dihindari, seharusnya mempersiapkan diri dengan baik sebelum menaiki kapal agar tidak mengalami mabuk laut. Mabuk laut membuat kita tidak bisa menikmati perjalanan dan sangat mengganggu. Trik agar tidak mabuk laut, kita harus mengikuti gerakan ombak dan jangan memikirkanya atau merasakannya karena akan meningkatkan asam lambung dan membuat perut menjadi mual.







Kita menggunakan becak untuk menuju ke home stay dari pelabuhan. Jasa untuk becak yaitu 10 ribu rupiah. Sebenarnya, home stay tidak terlalu jauh dan bisa di tempuh dengan jalan kaki saja.














Setelah tiba di home stay dan melemaskan kaki sejenak, kita merencanakan wisata darat. Melalui mas Ari, kami menyewa sepeda motor dengan harga jasa sewa 75 ribu rupiah untuk sehari. Sebenarnya bisa juga menyewa mobil pick up dengan harga 150 ribu rupiah, tapi saat itu pick up sedang tidak ada yang bisa di sewa. Alhasil kami menggunakan sepeda motor untuk menuju tempat wisata darat yaitu hutan mangrove, bandara Dewa Daru, kampung Bugis, pantai Barakuda, Pantai Tanjung Gelam dan pantai Arjuna disaat senja.











Ini adalah bentuk rumah tradisonal di kampung Bugis pulau Karimunjawa. Rumah bugis berbentuk rumah panggung, dibawah rumah dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Sayang sekali wajah kampung ini sudah berubah dengan munculnya bangunan-bangunan modern. Bisa dilihat, bangunan modern dengan tiang besar dan tinggi tidak hanya terdapat di kota tetapi di pulau kecil ini pun ada. Kampung ini memiliki potensi untuk menjadi tujuan wisata budaya yang baik selain wisata laut di pulau Karimunjawa.


Setelah dari kampung Bugis, kita meluncur ke pantai Barakuda. Setelah beberapa kali tersesat, akhirnya kami menemukan pantai Barakuda. Saat itu rasa penasaran kita terbayarkan dan kami pun merasa terkejut karena air laut di pulau ini sangat jernih. Setelah beberapa sesi pemotretan kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Tanjung Gelam untuk mendapatkan moment tenggelamnya matahari atau sunset.
Karena di pantai Tanjung Gelam matahari terhalangi oleh pepohonan maka kita kembali ke pantai Arjuna dan menyaksikannya disana. Perjalanan ke pantai arjuna kirakira 10 menit, setelah tiba di sana matahari hanya kelihatan 1/4 bagian saja. Sayang sekali, setelah kami mendapat pemandangan yang bagus matahari menghilang tanpa pamit terlebih dahulu dan alhasil kami hanya mendapatkan senja. Alam masih baik pada kami, senjapun bisa kami abadikan di dalam gambar dan hasilnya sangat baik. Kami meyakini bahwa pulau ini menyimpan banyak kebaikan.
Karena kehilangan moment sunset, maka judul yang kita berikan "tiga pemuda, perahu dan senja".
shutter : 1/160
aperture : f4
exp. +/- : +0.3
focal length : 55mm
iso : 200
camera : NIKON D40X

Membeli martabak setelah dari pusat souvenir dan melihat wisatawan yang banyak disitu.
shutter : 1/10
aperture : f4
exp. +/- : +0.3
focal length : 55mm
iso : 800
camera : NIKON D40X





Esok hari setelah melewati moment sunrise karena segelas teh yang nikmat dan kemalasan yang menganggu kita meluncur ke tujuan wisata laut. Saat itu kita berangkat di pagi hari jam 07.30 mengingat nanti siang jam 2 kita pulang ke Semarang. Pilihan kita berangkat ke laut pagi itu membawa keberuntungan sebab tujuan wisata laut masih sangat sepi dari pengunjung dan kita bebas menikmatinya serasa pulau ini milik kita berempat (yang lainnya numpang.hehehehe).



Ini hiu yang di pelihara di penangkaran. Cukup menyeramkan, tetapi mereka mencoba ramah pada kita dengan menyentuhkan siripnya pada bagian tubuh kita. Semoga tidak berdarah, karena katanya di film shark attack, darah dapat memancing mereka untuk memakan kita. Serem !!!!












Spot terumbu karang, kita disambut dengan ikan-ikan yang ramah. Jangan lupa bawa roti untuk ABK kapal , kita dan ikan untuk sarapan di pagi itu.










Wisatawan mulai banyak berdatangan sekitar pukul 09.00 pagi memenuhi spot terumbu karang. Ikan-ikan yang ramah pun pergi karena terpecah perhatian mereka. Lalu kami sepakat mengunjungi pulau Menjangan kecil dengan biaya sandar 10 ribu per orang.







Kru ABK, Guide dan kita, dimulai dari sebelah kiri yaitu dimas, yudha, mas Yanto sebagai Guide











Pulau Menjangan kecil. Pulau yang indah ini di miliki oleh pengusaha dari Temanggung yaitu pak Williyanto. Menginap semalam di sini sekitar 500 ribu rupiah, apabila dengan paket wisata maka kisaran harga kuarng lebih 850 ribu rupiah.
shutter : 1/1600
aperture : f4
focal length : 55mm
iso : 200
camera : NIKON D40X




Ini pelabuhan untuk wisata laut, pelabuhan yang bersih dari sampah dan air kotor. Sungguh pulau yang eksotis, semoga keindahannya tetap terjaga dan lestari.









Mereka, para backpaker, merelakan dirinya untuk tidur di tenda. Solusi yang baik untuk mereka dalam menghemat biaya, karena di pulau Karimunjawa ini masih serba mahal. Transportasi dan fasilitas yang kurang mendukung menjadikan kebutuhan hidup disini cukup mahal.







Sunset di perjalanan pulang. Gambar di ambil di haluan kapal.


shutter : 1/800
aperture : f4
focal length : 55mm
iso : 200
camera : NIKON D40X




INFO dan TIPS

Biaya tiket kapal cepat dari kota Semarang PP : Rp. 260.000,00
Biaya sewa sepeda motor                                : Rp.   75.000,00
Biaya menginap @ orang                                 : Rp    30.000,00
Biaya makan @ orang                                     : Rp.   20.000,00
Biaya sewa kapal setengah hari                        : Rp. 200.000,00
Biaya jasa Guide                                             : Rp.    50.000,00
Biaya jasa tukang Becak                                 : Rp.    10.000,00
Biaya rokok untuk nelayan/ABK                     : Rp.    20.000,00
Jajan Martabak Bandung                                : Rp.    15.000,00
Jajan es Kelapa Muda @ buah                       : Rp       7.000,00
Biaya melihat pemandangan dan wanita disana : GRATIS.
Jika ingin wisata laut, hendaknya pergi di pagi hari sekitar jam 7 pagi. Karena akan mendapatkan kebebasan dalam menikmati indahnya spot terumbu karang dan ikan hiu. Jika ingin melihat sunset dan sunrise bisa di pelabuhan, kapal,pantai Arjuna atau juga di Pulau Menjangan kecil dan masih banyak spot lainnya.
Sekian cerita dari saya, semoga bermanfaat. Mari kita ke Karimnunjawa,

Jalesveva Jayamahe : Di Lautan Kita Jaya, Di Daratan Kita Jangan Jadi Buaya.(mas Febri)


Komentar

Postingan Populer