Jalan-jalan mer-desa 1

Minggu tanggal 23 Desember 2012 jam setengah delapan pagi kira-kira, adik sepupu saya, Dita, sms saya dan mengajak ke Pazaar Minggu Temanggung. Padahal pagi itu mau ke Gereja (cari jodoh :p), untuk misa. Saya menyanggupi setelah pulang gereja jam 9 menjemput Dita di rumahnya.
Setelah ke Gereja, kita ke Pazaar Minggu Temanggung. Sepertinya Dita penasaran dengan Pazaar Minggu. Setelah keliling sebentar, kita pergi ke stand radio magno. Dita ketemu adik kelasnya sewaktu kuliah di ITB. Lihat pricelist-nya magno dan pengen beli (penge aja, ga beli...hehehe). Setelah itu kita datang ke mas Singgih (owner Radio Magno) untuk ngobrol sejenak. Sebelumnya mas Singgih mengajak saya untuk bersepeda pagi ke desa-desa dekat rumah mas Singgih untuk ke esokan harinya. Kita bersepeda sekalian melakukan survey rumah tinggal dari Marsudi, karyawan dari radio Magno. Rencana, rumah tinggal Marsudi akan di renovasi dengan melibatkan pak Yu Sing dan saya (yang sedang belajar) untuk merancangnya agar rumah tinggal tersebut menjadi contoh bagi lingkungan sekitar dan bisa di tiru.
Ke Esokan harinya, tangal 24 Desember, saya dan Dita pergi ke rumah mas Singgih. Kita berkumpul disana jam 05.30. Setelah pak Khamim (dengan sepeda balapnya) dan mas Eko datang, kita langsung berangkat menuju desa terdekat yaitu Tremas. Di Desa ini terdapat pengrajin batu bata, mereka memanfaatkan lahan pertanian sebagai tempat pembuatan batu bata. Lapisan tanah produktif dari sawah di ambil untuk di jadikan bata. Selain itu, sepanjang jalan Tremas-Samiranan terdapat depo-depo kayu mahoni dan Sengon. Di kota Temanggung banyak sekali pabrik kayu lapis dan membutuhkan bahan baku kayu sengon. Sengon menjadi pohon yang nilai ekonomisnya tinggi (menurut saya harga jualnya tidak sebanding dengan dampak ekologisnya sengon terhadap lingkungan) dan membantu lingkungan untuk tetap hijau dan sejuk. Keberadaan pabrik kayu lapis sangat membantu perekonomian di kota Temanggung. Banyak lapangan kerja bagi masyarakat Temanggung. Tetapi seiring dengan pertumbuhan pabrik, lahan produktif dan lahan hijau menjadi berkurang apalagi jika pabrik berdiri diatas lahan sawah tanpa ada legalitasnya. Sawah dijual oleh petani dan di bangunlah pabrik. Uang hasil penjualan untuk membeli kendaraan. Petani tidak memiliki lahan untuk di garap dan tidak ada warisan untuk anak cucunya. Hasil pangan juga berkurang. Mereka juga ada yang menjadi buruh pabrik dengan gaji yang cukup.
Ada dampak baik dan buruknya keberadaan pabrik kayu lapis ini. Tetapi sebenarnya keberadaan pabrik kayu lapis bisa memberikan banyak manfaatnya bila berdiri dan terbangun sesuai dengan peraturan yang ada.(cukup untuk pabrik, kita bahas lain kali)
Setelah melewati desa Tremas kita menuju ke desa Samiranan. Sepertinya Dita sudah kelelahan (ayo Dita...katanya pengen kurus :p ). Mas Singgih, Wening (putri mas Singgih), dan teman-teman lainnya masih sangat bersemangat megayuh sepedanya. Banyak pemandangan yang bagus di desa, baik itu alamnya atau juga kehidupannya.
Kita melintasi jalan-jalan batu yang ditata dan di bangun oleh masyarakat sendiri. Jalan-jalan batu terlihat eksotis, sangat disayangkan jika nanti dijadikan jalanan beraspal. Sesekali kita berhenti, mengambil foto dan juga beristirahat. Terkadang jika malu terlihat kelelahan, saya pura-pura mengambil foto walaupun tidak ada objek yang bagus sekalipun :p .*trik



Penjual Nasi jagung dan Nasi merah dengan sayur urap

Saya di belikan Dita nasi merah dengan sayur urap beserta lauk tahu bacem+ikan asin. (makasih Dita). Penjual nasi ini bisa di jumpai di Pazaar Minggu Temanggung. Teman-teman bisa memilih nasi jagung atau nasi merah dengan berbagai lauk dan sayuran.













Berfoto bersama sebelum berangkat bersepeda

Dilihat dari foto, kiri : saya, pak Khamim, Dita, mas Singgih, mas Eko dan Wening.











Kami Mengajak anak-anak kecil untuk ikut bersepeda




Tiga Gunung : ungaran, merbabu dan merapi

























Rumah Dua Pilar 1
Rumah Dua Pilar 2




















Media sangat mempengaruhi perkembangan desa. Penduduk desa yang jenuh suasana desa akan merubah pola hidup dan gaya hidup mereka sesuai dengan gambaran media saat ini. Televisi dan majalah menjadi acuan mereka untuk berubah, seperti halnya rumah tinggal disamping. Rumah dengan bentuk dan gaya seperti disamping sangat digemari oleh penduduk desa saat ini. Sebenarnya kebosanan penduduk desa terhadap desanya karena mereka tidak megenal potensi yang ada di desanya. Oleh sebab itu penduduk desa perlu adanya dorongan agar mereka percaya diri dan tidak malu hidup di desa. Tour dengan sepeda yang digagas mas Singgih dan putrinya Wening sangat berpotensi mengembalikan kepercayaan diri dari penduduk desa. Penduduk desa akan merasa terhormat dan semakin percaya diri jika ada orang luar mengagumi keindahan desanya.


Pemandangan gunung dan sawah














Rumah dengan gaya tradisional dan kolonial















Rumah Desa pada umumnya



















Kreatifitas dalam memasang batu untuk perkerasan














Perubahan

Rumah papan yang menjadi ciri khas dari rumah desa pada umumnya berubah menjadi rumah modern dengan dinding bata di plester. Bentuk rumah yang baru meniru rumah tinggal di kota yang sering dilihat melalui media.









Sawah, gunung dan "pabrik" batu bata















Depo kayu

Kayu sengon, kayu mahoni, kayu randu dan kayu Glugu (kelapa) dapat diolah menjadi gording, papan dan usuk. Keberadaan kayu sengon sebagai material sudah jarang di jumpai sebab sengon lebih banyak di jual untuk bahan baku pabrik kayu lapis.






Balapang (bahasa Temanggung-an untuk balapan)














Bancaan

Bancaan biasanya dilakukan untuk ucapan syukur atau meminta keselamatan dalam menjalani aktivitas. Bancaan adalah makan bersama dalam satu tempat (disebut tampah) dengan sayur urap, ikan asin, telur, nasi dan ayam diatasnya. Kebersamaan dalam menikmati makanan yang sederhana ini mencermikan masyarakat desa memiliki rasa gotong royong (pelajaran PPKn), saling menghargai, peka, dan suka bersosialisasi.




Perjalanan belum berakhir, ini baru cerita 2 desa yang kita lalui. Banyak hal yang belum saya ungkapkan dan saya tuliskan tentang desa-desa lainnya yang kita nikmati keindahan, kearifan dan juga kehidupannya. Saya simpan dulu dan bisa di baca dalam tulisan saya berikutnya.



Komentar

  1. bagus mi. keep on sharing on this blog. aku mau dong diajak kelilingan desa pake sepeda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer