|
Pedagang Sayur Pasar Peterongan |
Revitalisasi yang berarti
memberdayakan kembali suatu hal yang pernah berdaya, merupakan kegiatan yang
membutuhkan proses yang panjang dan usaha yang berkelanjutan. Pasar Peterongan
yang sudah berusia lebih dari satu abad, direncanakan kembali untuk
direvitalisasi pada tahun 2015, yang sebelumnya sudah pernah direncanakan. Pasar
Peterongan merupakan pasar tradisional yang bersejarah, dibangun pada tahun
1916 dan diduga merupakan bangunan pasar yang menggunakan beton pertama kali di
kota Semarang. Keberadaannya yang sudah begitu lama membentuk kawasan
disekitarnya menjadi pusat perdagangan dengan munculnya Sri Ratu, Java Mall,
dan toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan. Bangunan-bangunan bisnis yang menjamur juga
turut merubah wajah depan bangunan pasar Peterongan. Fasade bangunan depan pasar
Peterongan dirubah menyerupai bangunan toko yang ada disekitarnya. Rerimbunan
pohon asem dibalik fasade depan bangunan pasar Peterongan sebagai penanda untuk
mengetahui keberadaan pasar diantara fasade bangunan toko yang mendominasi.
|
Pasar Peterongan Tampak Atas.
Terlihat pohon Asem Mbah Gosang dibagian depan, tengah-tengah bangunan pasar. |
Revitalisasi pasar Peterongan
bukan hanya mengembalikan bangunannya dengan cara mengkonservasinya tetapi juga
me-revitalisasi “isi”-nya. Seharusnya lebih mudah dalam melaksanakan konservasi
bangunan dan desain adaptasi bangunan pasar Peterongan, dibandingkan dengan
menata pedagang yang sarat akan konflik sosial. Konservasi pasar Peterongan
berbeda dengan konservasi bangunan candi atau bangunan bersejarah yang berubah
fungsi menjadi museum. Konservasi bangunan pasar Peterongan harus
memperhitungkan perilaku dan kegiatan yang ada di dalam pasar cagar budaya
tersebut. Pelaku kegiatan di dalam pasar memiliki peran vital yang mempengaruhi
keberhasilan dari revitalisasi dan konservasi pasar Peterongan. Oleh karena
itu, saat ini pasar Peterongan memiliki tim pendamping pemanfaatan cagar budaya
yang bertugas untuk mengawasi, mencatat, melaporkan kegiatan di dalam pasar
yang berguna untuk mengevaluasi proses revitalisasi. Tim tersebut sangat
penting untuk menjaga bangunan cagar budaya dan memonitor kegiatan pasar di
dalam bangunan cagar budaya tersebut. Tetapi mereka tidak bisa bekerja sendiri
tanpa ada dukungan dari stake holder lainnya seperti dinas pasar, dinas
perdagangan, PPJP, dan BPCB untuk membuat pasar cagar budaya tersebut berfungsi
dengan baik.
Perencanaan revitalisasi pasar
Peterongan terdiri dari pekerjaan konservasi bangunan pasar, desain elemen
adaptasi, desain bangunan baru, penataan zona dagang dan desain perabot
fasilitas untuk berdagang. Konservasi bangunan dilakukan dengan terlebih dahulu
mengetahui kondisi bangunan sebelumnya melalui rekaman dan dokumentasi serta analisa
bangunan pasar. Rekaman, dokumentasi serta analisa dilakukan dengan mempelajari
literatur sejarah, eskavasi, uji lab dan uji kekuatan beton. Penggunaan
teknologi FRP digunakan untuk menambah kekuatan beton pada bangunan lama.
Bangunan baru direncanakan untuk menampung fasilitas pasar yang terdiri dari
mushala, tempat laktasi, kantor pengelola pasar, toilet, tempat penitipan anak
dan penambahan tempat berdagang. Pekerjaan elemen adaptasi terdiri dari desain
atap tambahan, penutup krepyak, lantai, perkerasan, dan utilitas di dalam
bangunan lama. Sedang penataan zona pedagang dan desain perabot terdiri dari
pekerjaan zonasi jenis dagangan dan desain perabot sesuai dengan jenis
dagangan. Penataan zona dagang ini nantinya menjadi dasar bagi dinas pasar, tim
perencana dan PPJP sebagai paguyuban pedagang, untuk menata kembali
pedagang-pedagang yang dulu sempat berdagang di dalam pasar Peterongan.
|
Penambahan FRP (Fiber Reinforced Plastic) untuk perkuatan beton lama |
|
Studi Perencanaan Pasar Peterongan. Ilustrasi Errik Irwan. |
|
Studi Perencanaan Pasar Petrongan.
Bangunan baru yang diperuntukan sebagai fasilitas umum dan lapak tambahan.
Direncanakan dan diilustrasikan oleh Errik Irwan. |
|
Studi Perencanaan Pasar Peterongan.
Pemanfaatan bangunan baru yang terdiri dari 4 lantai dengan split level.
Direncanakan dan diilustrasikan oleh Errik Irwan. |
Tugas tim perencana revitalisasi
pasar Peterongan tidak berhenti dengan pekerjaan diatas atau sebatas
mengumpulkan berkas perencanaan tetapi juga berkomitmen untuk mengawal proses
pelaksanaan konservasi bangunan dan penataan pedagang. Perencana revitalisasi
pasar Peterongan juga mengajukan konsep ke pemerintah, yaitu dinas pasar dan
dinas perdagangan bekerjasama dengan BPCB, untuk keberlanjutan pelestarian
pasar Peterongan.
Di masa pelaksanaan pembangunan,
beberapa perencanaan mengalami perubahan dan semua itu tercatat di dalam
adendum. Masa pembangunan juga dibarengi dengan diskusi dan sosialisasi
penataan pedagang yang dilakukan oleh tim perencana bersama PPJP pasar
Peterongan (Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar). Proses diskusi dan sosialisasi
tersebut juga dilaporkan kepada dinas pasar selaku pemegang kebijakan. Tim
perencana juga dibantu oleh UPTD pasar (Unit Pelaksana Teknis Dinas) untuk
mendapatkan data-data pedagang dan letak mereka berjualan. Sayangnya data
tersebut tidak sinkron dengan ijin dagang yang dimiliki oleh pedagang sendiri. Saat
itu tim perencana meminta PPJP yang menyanggah kebenaran data pedagang milik
UPTD untuk melakukan pendataan pedagang yang sesuai dengan kenyataan
dilapangan. Akan tetapi PPJP membawakan data yang sama dengan data pedagang
milik UPTD. Tim perencana lalu berinisiatif untuk mencocokan data pedagang
milik UPTD dengan peta letak pedagang (pedagang eksisting sebelum pasar
dibongkar) melalui bantuan juru pungut pasar Peterongan. Hasil tersebut
sebenarnya dapat menjadi dasar untuk menata pedagang karena PPJP selaku
perwakilan dari pedagang menginginkan penataan dengan cara digeser bukan
diundi. Tujuan penataan geser agar pedagang eksisting yang menempati bagian
paling belakang tetap pada barisan paling belakang dan juga sebaliknya. Tetapi
hasil dari pemetaan tersebut tidak digunakan, karena PPJP dibantu dengan LBH
berinisiatif untuk menata pedagang. Tim perencana membantu untuk memastikan
agar penataan tersebut sesuai dengan zoning lapak yang telah dibuat sebelumnya.
Proses penataan yang sporadis tersebut sempat mengalami kendala dengan adanya
protes dari pedagang yang tidak puas akan pembagian lapak. Banyak pedagang
memasuki area pasar Peterongan yang masih dalam proses pembangunan dan
menuliskan nama mereka pada perabot dan lapak-lapak yang sudah disiapkan.
Kendala tersebut dilaporkan PPJP dan LBH kepada dinas pasar. Dinas pasar
memberikan kebebasan PPJP dan LBH untuk melakukan penataan dengan syarat tidak
ada keributan atas ketidakpuasan terhadap penataan lapak tersebut dan adanya
nota persetujuan dari pedagang atas penataan lapak yang dilakukan. Hari
berikutnya PPJP dan LBH melakukan penataan dengan memberikan surat BAP dan nota
persetujuan dari pedagang dengan ditandatangani diatas materai (beda dengan
persekusi yang lagi mara hehehe). Proses penataan sempat berlangsung dengan
lancar tetapi tidak menampik adanya kendala. Beberapa orang tidak puas karena
luasan dari tempat berdagangnya berkurang, ada juga yang tidak puas ditempatkan
di lantai dua atau tiga, dan ada pula yang surat ijinnya tidak sesuai dengan
dagangan yang dijajakan. Protes juga datang dari pedagang PKL yang semula
berjualan di area depan pasar Peterongan. Paguyuban PKL tidak setuju jika
mereka ditempatkan di lantai 3. BAP dan nota persetujuan pedagang atas penataan
yang dilakukan PPJP dan LBH dikumpulkan kemudian diserahkan untuk disetujui
oleh dinas pasar selaku pemegang kebijakan. Inisiatif penataan yang dilakukan
PPJP ini cukup berhasil, dan apresiasi terdahap dinas pasar yang memberikan
kesempatan proses penataan secara bottom up. Namun, bukan berarti penataan
lapak tersebut akan baik-baik saja. Masih banyak celah terjadinya kecurangan
karena penentuan letak lapak hanya diketahui oleh PPJP. Penataan lapak tersebut
akan lebih baik jika pihak dari UPTD selaku pengelola dan dinas pasar selaku
pemegang kebijakan ikut serta mengawasi jalannya penataan lapak tersebut.
Ketidak cocokan data pedagang dengan dilapangan seharusnya terlebih dahulu
diselesaikan dengan melakukan daftar ulang menyertakan ijin dagang yang sah.
Dengan demikian penataan akan valid sesuai dilapangan dan memperkecil
kecurangan akan hadirnya pedagang fiktif.
|
Penataan los/lapak yang belum terencana. |
|
Laporan PPJP ke Dinas Pasar untuk kegiatan penataan los. |
|
Bu Rini (tengah) paralegal dari LBH yang membantu penataan los. |
|
Salah satu pengurus PPJP yang sedang menentukan letak los. |
|
Relawan dari tim perencana yang membantu penataan los. |
Tugas kami tim perencana masih
berlanjut untuk menjadi fasilitator adaptasi perabot lapak. Kami menampung
usulan dan permintaan dari pedagang, yang antara lain menginginkan lapak mereka
ditutup dengan rolling door. Penutupan lapak dengan rolling door dikhawatirkan
akan menimbulkan masalah seperti semula, dimana lapak digunakan sebagai gudang
dan tempat tinggal. Jalan tengahnya, tim perencana membuatkan desain dimana
lapak dapat ditutup pada bagian mejanya saja. Desain tersebut masih bisa diterima
dari segi keamanan dan mengurangi resiko penyalahgunaan lapak.
Keberlanjutan revitalisasi pasar
Peterongan didukung dengan keberadaan tim pendamping pemanfaatan cagar budaya.
Tugas mereka saat ini memonitor kegiatan yang terjadi di dalam pasar dan
mencatatnya untuk dilaporkan ke dinas pasar atau juga BPCB. Tim pendamping
pemanfaatan cagar budaya ini juga berkewajiban untuk mengingatkan pelaku
kegiatan pasar jika melakukan kegiatan yang dapat merubah bentuk bangunan cagar
budaya dan juga fasilitas pendukungnya. Tidak jarang para juru rawat ini sering
berdebat dengan pedagang karena ketidaktahuan pedagang akan aturan yang
berkaitan dengan penggunaan bangunan cagar budaya. Sangat penting untuk
melakukan sosialisasi mengenai aturan dalam memanfaatkan bangunan cagar budaya.
Karena masih banyak ditemukan pedagang merubah tempat berdagang tanpa ijin atau
meletakkan barang dagangan melebihi batas hingga berpotensi menghalangi jalan
yang tentu saja mengurangi kenyamanan pembeli. Butuh juga sosialisasi mengenai
penataan dagangan agar barang dagangan tidak mengganggu pembeli dan terlihat
menarik untuk dilihat.
|
Tim Pendamping Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya.
Berembug dengan pedagang mengenai situasi pasar saat itu. |
|
Tim Pendamping Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya.
Venia, Ado, Istriyah (minus Lulu). |
Semua pihak menginginkan pasar Peterongan berubah
menjadi baik dan memiliki harapan besar terhadap masa depan pasar Peterongan.
Tetapi bagaimana sesuatu yang baik itu terjadi jika masih ada pihak yang
memanfaatkan dengan cara yang tidak benar dan penuh kecurangan. Saya percaya
akan masa depan yang baik dimulai dari sikap yang positif. Tim pendamping
pemanfaatan cagar budaya yang terdiri dari anak-anak muda yang berdedikasi ini
memiliki sikap positif tersebut, tetapi mereka tidak bisa bekerja sendiri. Butuh
energi besar untuk merubah pasar Peterongan menjadi lebih baik. Dinas terkait
sangat dibutuhkan untuk ikut berfikir, bekerja dan menaruh hati dipasar
Peterongan. Mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kebenaran,
bertindak tegas bagi yang tidak mengikuti aturan. PPJP diperlukan juga
energinya untuk menjadi contoh yang baik bagi pedagang. Pedagang dibutuhkan
juga untuk ikut merawat bangunan, merawat fasilitas, karena mereka juga adalah
ujung tombak dari keberlanjutan pasar Peterongan. Kerjasama antara “pelaku” terkait
pasar Peterongan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan visi dan misi yang
sejalan satu sama lain.
Berikut foto kondisi pasar saat ini.
|
Gutter yang tidak berjalan seperti rencana. |
|
Tangga yang landai untuk menuju lantai berikutnya. |
|
Pemasangan penutup pada los yang dilakukan oleh pedagang. |
|
Penambahan kursi di los warung makan |
|
Sri BH, embel-embel jenis dagangan pada nama belakang untuk
membedakan nama Sri pedagang lainnya. |
|
Pohon Asem Mbah Gosang, menjadi tetenger dari pasar Peterongan. |
|
Pasar Peterongan bagian depan pada malam hari |
|
Pencahayaan Pasar Peterongan Pada Malam Hari. |
|
Kantor Pengelola Pasar Peterongan.
Sekarang sudah dilengkapi AC dan CCTV. |
|
Jika berkunjung ke pasar Peterongan, silahkan beli snack di los LULU |
|
Untuk kebutuhan sembako selama ramadhan bisa beli di los bu Is.
Bilang saja teman dari saya, pasti dapat diskon. |
|
Lebaran sebentar lagi, silahkan beli pakaian di pasar Peterongan. |
good..mas hilmi...
BalasHapus