Cerita Kopi #1


Kopi atau Ngopi ? mementingkan rasa kopi atau spirit dibalik kegiatan meminum kopi. Kalau bicara kopi, kopi punya banyak rasa, punya banyak jenis, punya banyak cara penyajian, punya banyak fans, punya banyak fanatis kopi. Kadang para fans dan fanatis kopi memiliki pendapat sendiri soal jenis kopi yang paling enak. Tapi tidak ada kebenaran yang baku mengenai rasa kopi. Selera orang berbeda, ketika orang bule memakan beef steak orang padang merasa nyaman memakan rendang. Kopi dijual mahal karena prosesnya yang rumit untuk mendapatkan rasa yang sempurna dan dibaliknya dibungkus dengan "cerita". Yang jadi pertanyaan saya, apakah harus rumit untuk mendapatkan yang sempurna ? Yang terjadi, untuk mendapat hasil yang sempurna dan terukur banyak alat mesin untuk memproses kopi. Bahkan luwak pun dijadikan mesin untuk menghasilkan kopi yang sempurna tadi. Ada yang salah, tapi memang harus terjadi. Ketika kita menyerukan soal pelindungan terhadap lingkungan dan penghematan energi, di satu sisi kita menginginkan perbaikan ekonomi dimana mendorong seseorang untuk konsumtif dan produktif yang nanti cenderung muncul sikap ekploitasi dan mengkonsumsi energi yang berlebihan. Seperti yin dan yang, ada hal buruk yang dilakukan dan ada hal baik yang mencoba mencegah keburukan itu terjadi, semua saling terikat untuk menjaga keseimbangan. Saat ini yang jadi perhatian mengenai dunia kopi yaitu petani. Mereka adalah korban eksploitasi disamping luwak dan tanah. Petani hanya tau menjual setelah panen kopi. Kesempatan ini digunakan bakul atau tengkulak mendatangi petani dan membelinya dengan harga murah. Petani kopi saat ini sudah tau, kopi yang baik dipanen saat berwarna merah. Kadang saya lebih nyaman membeli biji kopi dari petani daripada membeli biji roasting sebuah brand kopi terkenal. Biji nanti diolah sendiri dengan roasting manual yang kadang tidak selamanya tepat atau sempurna. Saya sudah mulai mengolah kopi dari cara stek kopi (menyambung batang kopi), memupuk kopi (pupuk kandang), memanen sendiri, mengolah sendiri dan menikmati bersama. Ini yang saya sebut menikmati kopi, bukan sekedar mementingkan rasa tapi ada hal yang lebih penting dari sekedar mengkonsumsi. 
Disaat ada orang beranggapan kopi sachet itu "sampah", saya beranggapan kopi sachet ini pahlawan kopi. Kopi sachet saat ini banyak sekali, ini membuktikan bahwa masyarakat saat ini banyak penikmat kopi. Kopi sachet berjasa memberi pengenalan mengenai kopi terhadap masyarakat disamping beberapa hal keburukan yang mereka hasilkan (sampah plastik, gula, ektrak kopi dan pengawet). Kopi sachet juga berjasa menemani mahasiswa membuat tugas, berjasa menemani bapak-bapak mengobrol dan menonton bola, berjasa bagi pedagang-pedagang kecil yang menjual kopi, berjasa bagi penjual kopi keliling yang hanya bermodalkan termos berisi air panas dan kopi sachet yang melingkar dileher. Jadi siapa kamu ?? yang berani menilai kopi sachet itu sampah. Apa kamu bisa membuat kopi se-idealis pemikiranmu dan bisa berjasa melebihi kopi sachet ?.


 
Menempatkan hasil panenan kopi di tampah bambu














Menumbuk kopi di lumpang batu sebelum direndam di air














Setelah direndam didalam air untuk proses fermentasi, lalu biji kopi di keringkan menggunakan kekuatan alam yaitu matahari. Mengeringkan kopi kira-kira 2-4 hari jika cuaca mendukung. Biji kopi yang masih hijau ini disimpan di tempat yang jauh dari kelembaban. Saya menyimpanan di toples yang cukup baik menghindari udara lembab. Jika suatu ketika ingin ngopi, saya akan me-roasting biji hijau ini dan menjadikannya minuman kopi.


Biji kopi (green bean)














Saya me-roasting biji kopi dengan wajan yang tidak pernah digunakan untuk menggoreng jadi tidak ada sisa minyak disana. Sebelumnya saya pernah meminta tolong saudara untuk me-roasting kopi diatas tungku menggunakan panci tanah liat. Setelah dinilai tidak efektif, saya me-roasting sendiri dengan alat seadanya. Biji hasil roasting saya hancurkan menggunakan blender. Kopi bubuk ini harus habis 1 minggu agar rasa dan aroma terjaga. Lebih dari 1 minggu, rasa kopi dan aromanya akan berkurang. Tapi biasanya saya habis dalam 2 minggu.hehehehe...


Hasil roasting manual
















Hasil blender biji kopi yang sudah di roasting















Saya meminum kopi hasil roasting sendiri dengan cara yang sederhana. Memanaskan air, setelah mendidih saya diamkan 30 detik. Sebelumnya saya memberikan air panas tadi ke cangkir kopi yang terbuat dari keramik kadang juga tidak saya lakukan. Setelah itu air panas dibuang dan diberi kopi bubuk sesuai selera. Tuangkan air panas yang sudah di diamkan 30 detik tadi. Waktu menuangkan akan terlihat foam coklat yang menyenangkan. Tutup cangkir kopi selama 1 menit agar uap air membantu memproses pematangan bubuk kopi. Buka tutup cangkir, ketok cangkir kopi dan nanti akan muncul foam yang lebih. Minum, slurppppp...rasakan. Saya belajar penyajian sederhana ini dari pengalaman meminum dan membuat kopi juga membaca buku karangan Ir. Edy Panggabean yang diberikan kakak saya.

Kopi tubruk

Komentar

Postingan Populer