The 8th International Conference of Design for Sustainability. At Kitakyushu. Hari ke 2


Hari kedua setelah malamnya makan Sushi dan mengajari Mie Suzuki, Marika Ono serta Kenjiro bilang SEMANGKA (semangat kakak) karena makan penutupnya semangka. Semangka memiliki arti yang hampir sama dengan GANBATE.
Tanggal 6, jam 8.30 Mie, Wening dan saya pergi sarapan sebelum menuju ke JICA Kyushu tempat dimana kami akan tinggal sementara selama conference. Kami sarapan di sebuah cafe dekat dengan hotel. Sepertinya ada salah pengertian saat saya memesan sarapan. Seharusnya saya makan yogurt, bread yang kelihatan enak dan salad. Tapi yang ada cuma salad, roti dengan selai dan telur rebus. Ya udah saya makan, malas dan kasihan kalau minta ganti. Setelah makan, jam 9.55 kami dari Fukuoka menuju ke Kitakyushu. Sebelumnya bertemu dan bersalaman dengan Fumikazu MASUDA professor dari Tokyo Zokei University dan Sok VISAL seorang arsitek yang membantu orang miskin di Cambodia untuk mendapat rumah tinggal yang layak. Dan setelah itu masuklah anak Thailand dengan kacamata dan baju hitamnya kedalam mobil. Kelihatannya anaknya tengil, sotoy, ita-itu dan sok keren. Namanya Teerapoj Teeropas, panggilannya Pete. Tapi akhirnya dia menjadi teman dekat saya sewaktu conference. Pete seorang mahasiswa fakultas desain produk di King Mongkut's University of Technology Thonburi. Punya program yang sangat bagus, yaitu melestarikan kerajinan lokal di sebuah daerah di Thailand dengan cara ikut belajar menganyam dengan seseorang dimana orang itu adalah satu-satunya yang mewarisi kemampuan dalam kerajinan tersebut. Pertama, orang itu tidak mau mengajar Pete dan teman-temannya untuk menganyam. Tapi Pete dan teman-tamannya dengan serius belajar mengayam dan datang terus ke tempat tersebut. Akhirnya, Pete dan teman-temannya diterima untuk belajar menganyam motif yang sudah langka di Thailand. Perjuangan yang tidak mudah. Orang itu tidak mau menjadi guru yang hanya mengajar teori, tetapi dia ingin Pete dan teman-temannya langsung praktek.
Kurang lebih sekitar satu jam kami tiba di JICA Kyushu tempat kami menginap. Koper kami titipkan ke front desk. Setelah itu kami menuju ke Kokura Castle dengan diantar Kenjiro dan pak Masuda menggunakan mobil. Setiba disana kami berfoto bersama, Sok VISAL dengan Istrinya, Mie Suzuki, Wening, Pete, satu wanita dari Kamboja (saya lupa namanya) dan terakhir saya. Kokura Castle tempat yang sebenarnya tidak sengaja saya inginkan untuk dikunjungi sebelum berangkat ke Jepang. Surprise !!!. Di Kokura Castle Mie mengajari kami ritual sebelum berdoa. Hampir sama seperti umat Islam, kami harus membasuh tangan dan mulut sebelum berdoa. Sebelum berdoa, menunduk memberi hormat, melempar koin ke kotak lalu membunyikan lonceng agar dewa di sekitar mendengar kehadiran kita, setelah itu berdoa. Sebelum berdoa, Mie bilang saya harus bersyukur atas semua kesehatan dan rejeki yang saya terima. Itu dapat dilihat dari kalender umur yang ada di gerbang Kokura Castle. Menurut saya ini bukan menyembah berhala atau musyrik, karena saya berdoa pada Tuhan saya sendiri dan ini bagian dari sebuah perjalanan wisata yang menyenangkan. Setelah berdoa, kami mengambil kertas seperti ramalan kami tahun ini dengan memasukan 100 yen pada sebuah kotak merah. Setelah di bacakan Mie, ramalan saya agak sedikit buruk tahun ini tetapi bisnis bagus. Ramalan yang buruk biasanya akan diikat di ranting-ranting pohon sekitar. Tetapi Mie menyarankan jangan diikat, dibawa dan dibaca akan lebih baik untuk mengingatkan kita. Dalam batin saya, "gimana bisa dibaca, lah tulisannya aja tulisan cacing gini" hehehehe. Nanti saya minta tolong mira saja untuk bacain (mira teman saya yang bekerja di Jepang).
Setelah dari tempat itu kami menuju bangunan Castle. Bagus, castle ini memiliki struktur yang sederhana dan logis. Menempatkan material yang berat (batu) dibawah dan menjadikannya pondasi yang indah untuk dilihat. Didalam Kokura Castle ada miniatur yang menceritakan perjuangan masyarakat Kokura saat perang melawan penjajah. Pakaian sejarah, cerita rencana perang, cerita tentang tukang pos jaman dahulu, lukisan dan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Di lantai 5 bangunan Kokura Castle, kami bisa melihat pemandangan kota disekitarnya, sungai yang jernih dan mal dengan bentuk bangunan yang unik.
Setelah dari Kokura Castle, kami menuju stasiun kereta Kokura untuk pulang ke JICA Kyushu. Dalam perjalanan teman-teman di belikan es krim green tea oleh Mie Suzuki. Kami melewati pasar Tradisional yang bersih, para pedagang menjual ikan segar, sayur dan buah-buahan. Spot yang bagus untuk streetfotografi. Selama perjalanan saya hanya memfoto suasana yang tidak pernah saya temui di Indonesia. Tiba di stasiun kereta, kami dibelikan tiket oleh Mie (dia baik sekali). Sekitar 30 menit kami sampai di stasiun Yahata. Kami berjalan kaki sekitar 15 menit dari stasiun Yahata ke JICA Kyushu. Setalah tiba di JICA, kami mengambil koper dan check-in. Istirahat sejenak lalu makan malam. Esok hari kami dijadwalkan mengikuti ekskursi. 


Gerbang masuk Kokura Castle



















 
Saya lupa artinya, ini tabel umur dan apa yang akan terjadi tahun ini













 
Sebelum berdoa mambasuh tangan dan mulut




















Tempat berdoa















Banyak orang yang berdoa




















Memasukan uang 100 yen untuk mendapatkan kertas ramalan














Ramalan buruk, kertas diikat diranting














The beautifull Kokura Castle




















Patung, menggambarkan rencana perang














Dari lantai 5 Kokura Castle














Pondasi batu di Kokura Castle



















 
Kokura Castle dikelilingi sungai dan jebakan















Mie menanyakan jalan ke Kokura station




















Es Krim green tea, dibelikan Mie




















Warung ikan One Piece





















Jual sayuran




















Pasar tradisional yang bersih













 






Mie membeli tiket kereta untuk kami ber-7.



Yahata station



Komentar

Postingan Populer