The 8th International Conference of Design for Sustainability. At Kitakyushu. Hari ke 3

Hari ketiga, adalah hari pertama dilaksanakannya konferensi. Hari pertama konferensi, para peserta diajak jalan-jalan atau ekskursi untuk mengetahui kota Kitakyushu tempat dimana konferensi ini diselanggarakan. Ekskursi pertama, mengunjungi Kitakyushu Environment Museum untuk melihat sejarah dimana kota Kitakyushu berjuang untuk memulihkan lingkungan mereka yang tercemar oleh limbah pabrik berubah menjadi kota yang bersih dan ramah lingkungan. Perjuangan masyarakat Kitakyushu sangat berat dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjadi kota yang ramah lingkungan seperti sekarang. Dulu kota Kitakyushu merupakan tempat berdirinya pabrik-pabrik baja yang sangat terkenal. Keberadaan pabrik ini mengganggu lingkungan kota Kitakyushu, nelayan tidak bisa mendapat ikan segar karena limbah pabrik mencemari laut dan sungai. Banyak warga yang terkena penyakit akibat polusi dari pabrik. Pabrik memberi pekerjaan bagi masyarakat Kitakyushu, tetapi dampak polusi tidak berpihak terhadap kesehatan hidup mereka. Melihat fenomena ini, perkumpulan wanita di kota Kitakyushu melakukan demonstrasi terhadap pabrik-pabrik baja. Lucunya, mereka melakukan protes dimana suami-suami dan anaknya bekerja untuk pabrik baja tersebut. Melalui perjalanan yang panjang, akhirnya pabrik setuju menurunkan emisi-nya setiap tahun. Kesepakatan ini terlaksana karena semua pihak (rakyat, pihak pabrik dan pemerintah) mau berdialog dan memberikan solusi yang baik untuk semua pihak. Bayangkan kalau di Indonesia, sudah menjadi rahasia umum jika kebanyakan kasus, pemerintah dan pabrik/company hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Yah, semua ada masa-nya, suatu saat saya berharap Indonesia berubah menjadi baik.
Perjuangan  masyarakat Kitakyushu untuk memperbaiki lingkungan selama berpuluh-puluh tahun membuahkan hasil yang dapat dinikmati semua kalangan masyarakat. Saat ini kota Kitakyushu menjadi kota yang ekologis.


Para Lanjut usia yang sedang membuat kerajinan dari limbah/sampah
Polusi di Kitakyushu

Polusi di Kitakyushu, 1960




















Setelah dari Kitakyushu Environment Museum, kami dibawa ke tanah lapang dekat museum tersebut. Disitu terdapat batu replika bumi. Kami harus membayangkan keadaan bumi 4,6 milyar tahun yang lalu sampai masa sekarang. Setiap langkah dihitung, guide akan memberi tahu masa-masa bumi yang mengalami perubahan cuaca, suhu dan kehidupan yang ada. Mulai dari bakteri yang bisa berfotosintesis dan menghasilkan oksigen, benua yang menjadi satu, ikan yang mulai ke daratan, dinosaurus, mamalia, dan keberadaan manusia. Keberadaan manusia yang terus berkembang mempengaruhi keadaan bumi dengan cepat. Seperti suhu udara dimana manusia masih sangat sedikit dan keadaan suhu yang mulai meningkat secara cepat dimana manusia memenuhi bumi dengan jumlah 6 milyar. Kegiatan ini sangat menarik apalagi jika anak-anak sekolah dasar diajarkan ilmu alam dengan cara yang seperti ini. Sepertinya pendidikan di negara ini, Indonesia, sedikit dirubah metode pengajarannya agar murid tidak bosan dan ngantuk di dalam kelas...hehehehe..

Model planet Bumi




















Perjalanan Bumi, telapak dinosaurus.















Perjalanan Bumi, saat revolusi industri bumi berubah drastis















Dari Kitakyushu Environment Museum, kami lanjut ke Kitakyushu Smart Community. Ditempat ini kami dijelaskan mengenai sumber energi listrik yang dipakai oleh masyarakat kota Kitakyushu. Listrik didapat dari solar panel, batubara, dan turbin angin. Listrik ini dikelola pemerintah daerah dan di sitribusikan ke masyarakat. Masyarakat dapat memantau konsumsi listrik mereka melalui tablet, serta dapat mengetahui peak hour penggunaan listrik. banyak pengetahuan yang didapat dari tempat tersebut.

Komputers tablet untuk memantau konsumsi energi listrik

Lunch Box, bikin kenyang



















Presentasi tentang sumber energi di Kota Kitakyushu

















Kami melanjutkan perjalanan ke gunung Sarakura setelah dari Kitakyushu Smart Community. Kami menggunakan cable car untuk menuju puncak bukit dan melihat pemandangan kota Kitakyushu. Mengagumkan, landscape kota yang indah dengan laut dan bukit-bukitnya. Sebelum menuju cable car, saya sempat melihat betapa ramahnya kota ini terhadap orang difabel dan orang lanjut usia. Tempat wisata ini menyediakan fasilitas yang hebat untuk membawa orang difabel yang menggunakan kursi roda.(dapat dilihat digambar).


Cable Car untuk menuju Gn. Sarakura




















Landscape Kitakyushu














Piet, mengambil foto landscape Kitakyushu



Tidak berapa lama kami menikmati pemandangan kota Kitakyushu, kami harus melanjutkan perjalanan ke Enviromental Museum of Water. Tidak menyangka, ide desain dari tempat ini adalah gambar dari anak kecil. Museum ini berada di bawah tanah dan pengunjung bisa melihat kehidupan di sungai setelah sungai tersebut menjadi bersih seperti sekarang. Pengunjung bisa melihat jenis hewan yang ada di sungai tersebut. Setelah melihat-lihat dan mendengarkan konsep museum ini kami melanjutkan perjalanan ke TOTO museum.

Pintu masuk Enviromental Museum of Water














Suangai di Kokura Jo saat ini
Kursi untuk anak kecil



























Setiba di TOTO museum, kami dipersilahkan duduk di sebuah ruangan dan disuguhi minuman teh. Dengan rasa kantuk dan capek, kami mendengarkan presentasi mengenai sejarah TOTO. TOTO adalah perusahaan pembuat toilet dengan bahan dasar keramik. 100 tahun sudah TOTO mengembangkan perusahaannya dan mengalami berbagai macam transformasi. Banyak karya-karya TOTO yang unik, desain yang sederhana dan elegan. Setiap tahun toilet mengalami perubahan bentuk dan inovasi yang disesuaikan dengan lifestyle penggunanya. TOTO juga sempat membuat kerajinan untuk alat-alat rumah tangga dengan bahan dasar keramik. Kami diberi banyak pengetahuan mengenai TOTO di museumnya. Ini hebat, TOTO merupakan perusahaan besar di kota ini. Ini dapat dilihat dari peran mereka menjadi sponsor klub sepak bola Kitakyushu Giravanz.


Closet kelinci




















Urinoir untuk wanita (sebelah kiri)





















Menjelaskan perjalanan TOTO















Perjalanan berlanjut ke sebuah tempat dimana welcome party diadakan untuk menyambut kami peserta ICDS. Welcome party dengan judul "Share! Higashida Festival 2013", dimana komunitas Higashida berkumpul dan sharing. Sebelum masuk ruangan, kami diberi kalung pita dengan uang 50 yen di kalung tersebut. Masih penasaran akan ada apa ini. Setelah para tokoh dan orang Higashida area melakukan sambutan dan mengenalkan diri, kami memulai menyantap makanan dan minuman yang disediakan. Ada pizza dengan toping seafood, tempura, spageti, kentang goreng, tea dan beer Asahi. Kami melakukan toss dan memulai menyantap makanan yang ada. Setelah makan, kami melakukan permainan “Omochiyori, Wakachiai, Osusowake” yang artinya "batu, gunting, kertas". Ya melakukan suit seperti di Indonesia Gajah, semut , manusia. Ini permainan sederhana dan menyenangkan. Bila kalah, kalung dengan uang 50 yen diserahkan ke pemenang. Permainan ini berlanjut sampai menyisakan satu pemenang. Jika ada 200 orang, maka pemenang akan membawa uang 10.000 yen setara dengan 1 juta. wooow...lumayan buat jajan. Pemenang dari permainan ini adalah anak kecil berumur sekitar 9 tahun setelah mengalahkan orang dewasa dan adik-adiknya. Sungguh pengalaman yang menarik. Perjalanan kami berlanjut ke JICA, untuk mandi, makan dan istirahat. hehehe...makan lagi.


Higashida Festival

Komentar

Postingan Populer